Selasa, 13 Maret 2012
Memang Bodoh atau Sial Memang Bodoh atau Sial Memang bodoh atau sial
Minggu pagi yang cerah, Abdul dan ibunya sibuk mempersiapkan segala macam perlengkapan sekolah untuk Abdul karena besok dia akan masuk Sekolah Dasar. Hari yang ditunggu-tunggu Abdul pun tiba, dia bangun pagi sekali dan berangkat pagi pula. Sampai di sekolah, seluruh murid diminta memperkenalkan diri yang diawali dari bangku paling kanan sampai seterusnya.
Abdul merasa sangat senang bersekolah, hanya menggambar mangkuk terbalik saja dia sudah dapat nilai seratus. Segala yang dia alami di sekolah, selalu diceritakan pada orang tuanya. Malam itu Abdul belajar dengan sangat serius karena besok dia akan ulangan matematika namun dia tidak sadar bahwa waktu telah menunjukkan pukul 22.00 . Esok harinya setelah ulangan berlalu Abdul tertidur lelap karena kelelahan. Pak guru sangat bangga melihat semua muridnya dapat nilai seratus namun hanya untuk memastikan dia bertanya pada murid-muridnya.
“Anak-anak! Apa ada di antara kalian ada yang mencontek pada saat ulangan?” seru pak guru dengan suara keras.
Abdul tersentak kaget lalu bangun dari tidurnya dikira namanya dipanggil.
“Saya pak” jawab Abdul dengan senyum lebar di wajah.
Hahahaha……seluruh temannya tertawa terbahak-bahak namun wajah pak guru terlihat mulai memerah.
“Abdul….! Cepat berdiri di dekat papan lalu angkat kedua tangan dan satu kakimu!” perintah pak guru.
Abdul merasa sangat bingung, dia merasa tidak melakukan kesalahan kecuali tidur di kelas tadi. Sepulang sekolah, dia bercerita pada ayahnya tapi ayahnya malah tertawa. Hari berikutnya Abdul tidak terlihat seceria kemarin apalagi setelah melihat papan yang bertuliskan “Dilarang lewat, sedang ada perbaikan jalan” wajah Abdul makin muram karena terpaksa harus lewat jalan yang lebih jauh dari biasanya.
“Astaga…! Ada apa dengan hari ini…? bagaimana kalau aku telat sampai sekolah? Ya Allah….mudahan guruku sakit perut atau telat masuk sekolah atau apalah kalau sampai tidak terjadi lebih baik aku dikejar anjing saja” seru Abdul kesal.
Dan benar saja, dari belakang ada seekor anjing yang mengejar Abdul. Dengan sekencang dan seletih-letihnya Abdul berusaha menyelamatkan diri dan akhirnya masuk ke dalam rumah besar yang bertuliskan “SDN 1 Mandiri”. Abdul merasa sangat senang karena rumah besar itu adalah sekolahnya dan dia segera masuk ke kelasnya, tapi seperti kemarin, dia dihukum tidak ikut belajar sampai keluar bermain karena terlambat.
Jam pelajaran kedua dimulai, Abdul orang pertama yang disuruh bernyanyi oleh pak guru. Kebetulan Abdul duduk tepat di depan pak guru.
“Abdul ayo nyanyikan lagu yang sudah kamu buat!” seru pak guru.
“You ugly but I am handsome, you stupid but I am cleaver, you short but I am tall………”
“Stop……! lagu apa-apaan itu, bukankah pak guru memberi tugas untuk membuat lagu ceria yang bisa membuat temanmu ikut ceria” seru pak guru
“Maaf pak guru, tapi lagu yang saya nyanyikan tadi adalah lagu ceria buktinya semua teman-teman tertawa” balas Abdul.
Dan benar saja semua murid-murid di kelas tertawa terbahak-bahak.
“Terserahlah …. anak-anak waktu sudah habis, kalian boleh pulang” jawab pak guru bingung.
Setelah semua muridnya pulang, diam-diam pak guru menyanyikan lagu yang dinyanyikan Abdul tadi. Dengan suara segan dia mengatakan kalau lagu Abdul bagus juga. Abdul pulang dengan wajah heran dia berpikir apa lagunya jelek atau memang suaranya yang jelek.
“Abdul … kamu pulang pagi sekali hari ini?” Tanya bapaknya.
“Pak tadi aku nyanyi tapi pak guru malah nyuruh aku berhenti nyanyi” seru Abdul.
“Memangnya lagu Abdul seperti apa?”Tanya bapaknya.
“You ugly but I am handsome, you stupid but I am cleaver, you short but I am tall………”
“Hmm padahal lagu Abdul bagus sekali, bapak juga bingung” jawab bapaknya sambil menahan tawanya.
Abdul jadi bertambah bingung dia berpikir mungkin bapaknya juga bodoh karena bapaknya adalah orang desa bukan guru bahasa inggris lagipula dia mengakui kalau suaranya jelek tapi setidaknya lebih bagus dari suara vokalis grup band Linkin Park.
Abdul berpamitan dengan orang tuanya pagi itu lalu berangkat menggunakan sepeda bututnya yang dipikirnya keren seperti vokalis Linkin Park yang sedang naik motor ninja keluaran terbaru. Sampai di sekolah, semua orang seperti tersihir oleh sepeda Abdul dan hal itu membuat Abdul semakin angkuh.
“Hai semuanya! aku keren kan?” seru Abdul sambil melaju kencang tanpa mengerem.
Yah apa jadinya kalau orang menabrak tiang bendera dengan kecepatan maksimal. Sebelah mata Abdul terpaksa diperban bukan karena berdarah tapi hanya karena lebam dan malu.
Abdul masuk ke kelas dengan keadaan seperti itu namun ada juga untungnya, pak guru saat itu bersikap baik sekali pada Abdul, apapun keinginan Abdul selalu dipenuhi oleh pak guru. Pagi itu Abdul diberikan buku cerita oleh pak guru, buku itu menggunakan bahasa yang aneh pikir Abdul. Pada buku itu beta berarti aku, Abdul sangat bingung tapi juga senang karena dia mendapat bahasa baru.
Di tengah pelajaran, orang tua dari siswa bernama Beta menelpon pak guru dia bilang kalau Beta sakit karena sering dipukul.
“Oh ya pak saya mengerti, saya pikir Beta senang dipukul karena setiap saya pukul dia selalu diam” jawab pak guru tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Tanpa sengaja, Abdul mendengar perkataan pak guru, dia hanya mendengar pak guru mengatakan beta senang dipukul. Abdul ingin menyenangkan hati gurunya akhirnya dia maju ke depan dengan gagah berani lalu memukul gurunya. Gurunya merasa kesakitan lalu dengan gerak reflek, gurunya memukul sebelah mata Abdul yang tidak diperban dan akhirnya kedua mata Abdul jadi sama-sama lebam. Entah kenapa kelas tiba-tiba jadi hening karena kejadian itu, tak ada seorang pun yang berani berbicara begitulah seterusnya sampai bel pulang berbunyi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar